Jumat, 21 Oktober 2016

Opening Hari Santri Nasional dihadiri berbagai elemen









Opening peringatan hari santri nasional tadi malam resmi di buka oleh bupati Kabupaten Sidoarjo yakni Bapak H. Saiful Illah SH., M.Hum. dengan sangat meriah dan dihadiri oleh berbagai kalangan pejabat maupun masyarakat sidoarjo. Turut hadir juga wakil bupati sidoarjo bapak H. Nur Ahmad Syaifuddin, SH. Didampingi oleh istri, ketua DPRD Sidoarjo Bapak H. Sullamul Hadi Nurmawan, S.Thi juga turut hadir kemudian disusul juga kapolres sidoarjo, kepala BNN Jawa Timur, Kepala BNN Sidoarjo, Anggota DPRD dari berbagai fraksi, jajaran Forpimda kabupaten Sidoarjo, seluruh jajaran Banom dan Lembaga di dalam naungan PCNU, serta masyarakat sidoarjo dari berbagai elemen.

Acara opening ceremonial yang di gelar semalam juga di isi oleh penampilan Band dalam hal ini di tampilkan oleh group "Lima Band" yang turut memeriahkan opening semalam. Dengan ditampilkan juga group paduan suara PC IPNU IPPNU Sidoarjo yang merupakan group juara 1 paduan suara tingkat jawa timur yang di adakan oleh PW IPNU IPPNU  Jawa Timur, turut meramaikan juga group Ishari Kabupaten Sidoarjo yang di tutup dengan penampilan Group Lawak Kartolo Cs.

Dalam sambutannya bupati sidoarjo menyatakan bahwa acara peringatan hari santri ini akan terus di meriahkan di sidoarjo untuk mengingatkan masyarakat atas perjuangan para santri terdahulu, beliau juga mengatakan dengan pertumbuhan ekonomi dan UMKM di sidoarjo ini beliau yakin bahwa masyarakat sidoarjo ini mampu untuk bersaing setelah melihat hasil karya masyaakat sidoarjo yang sudah mampu menembus pasar eksport internasional hinggal sampai di china dan sekitarnya, dengan begini pertumbuhan ekonomi sidoarjo akan jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

Acara opening tadi malam juga di selingi dengan pemberian 1000 sarung secara gratis oleh direktur PT. Alfamart yang dibagikan pada santri dan pelajar, juga di isi pembacaan 10.000 sholawat nariyah bersama dengan seluruh khalayak yang hadir.

Seyogyanya hari santri yang di buka tadi malam dengan kegiatan terpusat di alun-alun Sidoarjo ialah merupakan pembukaan rangkaian kegiatan peringatan hari santri yang diperingati di kabupaten sidoarjo dengan anggaran ratusan juta rupiah. Adapun rangkaian peringatan hari santri ialah di buka dengan penyambutan kirab nasional yang di adakan oleh PBNU dan tiba di sidoarjo tanggal 14 Oktober 2016 kemarin kemudian dibuka secara simbolis pada hari jum'at, 21-10-2016. Hingga di lanjut pada hari ini sabtu, 22-10-2016 dengan Upacara peringatan hari santri yang di mulai pukul 07.00 WIB nanti kemudian dilanjut dengan penampilan finalis Santri's Got Talent yang akan diramaikan dengan penampilan band religi dan al-banjari pada jam 13.00 - 17.30 WIB setelah itu dilanjutkan dengan malam munajat seribu santri pada jam 18.30 - 23.30 WIB yang akan ada istighosah dengan berbagai penampilan dan karya santri. Hingga puncak acara yakni besok pagi hari minggu, 23-10-2016 akan ada pawai seluruh elemen masyarakat menyemarakkan hari santri yang akan di ikuti oleh kurng lbih 22.000 santri, pelajar, dan masyarakat se-kabupaten sidoarjo.

PC IPNU IPPNU Sidoarjo turut serta meramaikan stand bazar Hari Santri Nasional



PC IPNU IPPNU Sidoarjo melalui Lembaga Ekonominya turut serta Menjual berbagai makanan dan hasil kreatifitas kader dalam rangka memeriahkan Hari Santri Nasional yg di adakan oleh Pemerintah Kabupaten sidoarjo, dalam hal ini PC IPNU-IPPNU sidoarjo turut serta membuka stand dalam bazar yg sudah di siapkan oleh panitia pelaksanaan HSN.

PC IPNU IPPNU Sidoarjo memasarkan produk-produk hasil kreatifitas rekan-rekanita IPNU IPPNU Sidoarjo. "dalam kemeriahan HSN yg di laksanakan di sidoarjo ini, kita sebagai organisasi yang membawa identitas Pelajar maka kami lebih memilih untuk menjual hasil karya kita sendiri, ini kita lakukan sebagai bentuk komitmen kami untuk menjawab tantangan dalam menghadapi MEA" ujar Dzulfikar Fanani (Koor. Lembaga Ekonomi PC IPNU Sidoarjo)

Ada berbagai macam produk hasil kreatifitas Rekan-Rekanita Pelajar Nahdlatul Ulama, Seperti batik khas sidoarjo, Jilbab, pinset, brose, dll "Sebagai organisasi terdepan saat ini dan dalam momentum hari santri, kami PC IPNU-IPPNU sidoarjo punya banyak kesempatan untuk bersosialisasi, kita juga menegaskan bahwa santri juga adalah bagian dari kita, tidak sedikit dari kader-kader kami yg berlatar belakangkan santri, kami mengajak pelajar-pelajar sidoarjo untuk bergabung dengan IPNU-IPPNU, bisa kita lihat saat ini IPNU IPPNU bisa menjadi wadah untuk menyalurkan dan mengasah kreatifitas yg dimiliki oleh setiap pribadi kader" ujar Muafi Ketua PC IPNU Sidoarjo.

Sebagai organisasi kepemudaan IPNU  Sidoarjo terus konsisten menggembleng kadernya untuk terus kreatif di bidang ekonomi sebagai jawaban dalam menghadapi MEA. Kreatifitas pelajar menurut mereka adalah kreatifitas yg masih suci, artinya Creatifity Quation yg dimiliki seorang pelajar adalah kreatifitas yg belum di campuri oleh hal-hal yg negative. Dengan demikian pengembangan potensi kader akan bisa lebih di galakkan lagi guna menghadapi tantangan zaman yg semakin lama semakin ekstrem dan kejam.

Rabu, 19 Oktober 2016


DETIK-DETIK RESOLUSI JIHAD NAHDLATUL ULAMA

17 Agustus 1945
Siaran berita Proklamasi Kemerdekaan sampai ke Surabaya dan kota-kota lain di Jawa, membawa situasi revolusioner. Tanpa komando, rakyat berinisiatif mengambil-alih berbagai kantor dan instalasi dari penguasaan Jepang.

31 Agustus 1945
Belanda mengajukan permintaan kepada pimpinan Surabaya untuk mengibarkan bendera Tri-Warna untuk merayakan hari kelahiran Ratu Belanda, Wilhelmina Armgard.

17 September 1945
Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari mengeluarkan sebuah Fatwa Jihad yang berisikan ijtihad bahwa perjuangan membela tanah air sebagai suatu jihad fi sabilillah. Fatwa ini merupakan bentuk penjelasan atas pertanyaan Presiden Soekarno yang memohon fatwa hukum mempertahankan kemerdekaan bagi umat Islam.

19 September 1945
Terjadi insiden tembak menembak di Hotel Oranje antara pasukan Belanda dan para pejuang Hizbullah Surabaya. Seorang kader Pemuda Ansor bernama Cak Asy’ari menaiki tiang bendera dan merobek warna biru, sehingga hanya tertinggal Merah Putih.

23-24 September 1945
Terjadi perebutan dan pengambilalihan senjata dari markas dan gudang-gudang senjata Jepang oleh laskar-laskar rakyat, termasuk Hizbullah.

25 September 1945
Bersamaan dengan situasi Surabaya yang makin mencekam, Laskar Hizbullah Surabaya dipimpin KH Abdunnafik melakukan konsolidasi dan menyusun struktur organisasi. Dibentuk cabang-cabang Hizbullah Surabaya dengan anggota antara lain dari unsur Pemuda Ansor dan Hizbul Wathan.Diputuskan pimpinan Hizbullah Surabaya Tengah (Hussaini Tiway dan Moh. Muhajir), Surabaya Barat (Damiri Ichsan dan A. Hamid Has), Surabaya Selatan (Mas Ahmad, Syafi’i, dan Abid Shaleh), Surabaya Timur (Mustakim Zain, Abdul Manan, dan Achyat).

5 Oktober 1945
Pemerintah pusat membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Para pejuang eks PETA, eks KNIL, Heiho, Kaigun, Hizbullah, Barisan Pelopor, dan para pemuda lainnya diminta mendaftar sebagai anggota TKR melalui kantor-kantor BKR setempat.

15-20 Oktober 1945
Meletus pertempuran lima hari di Semarang antara sisa pasukan Jepang yang belum menyerah dengan para pejuang.

21-22 Oktober 1945
PBNU menggelar rapat konsul NU se-Jawa dan Madura. Rapat digelar di Kantor Hofdsbestuur Nahdlatul Ulama di Jalan Bubutan VI No 2 Surabaya. Di tempat inilah setelah membahas situasi perjuangan dan membicarakan upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia, Di akhir pertemuan pada tanggal 22 Oktober 1945 PBNU akhirnya mengeluarkan sebuah Resolusi Jihad sekaligus menguatkan fatwa jihad Rais Akbar NU Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari.

25 Oktober 1945
Sekitar 6.000 pasukan Inggris yang tergabung dalam Brigade ke-49 Divisi ke-26 India mendarat di Surabaya. Pasukan ini dipimpin Brigjend AWS. Mallaby. Pasukan ini diboncengi NICA (Netherlands-Indies Civil Administration).

26 Oktober 1945
Terjadi perundingan lanjutan mengenai genjatan senjata antara pihak Surabaya dan pasukan Sekutu. Hadir dalam perundingan itu dari pihak Sekutu Brigjend Mallaby dan jajarannya, dari pihak Surabaya diwakili Sudirman, Dul Arnowo, Radjamin Nasution (Walikota Surabaya) dan Muhammad.

27 Oktober 1945
Mayjen DC.Hawtorn bertindak sebagai Panglima AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) untuk Jawa, Madura, Bali dan Lombok menyebarkan pamflet melalui udara menegaskan kekuasaan Inggris di Surabaya, dan pelarangan memegang senjata selain bagi mereka yang menjadi pasukan Inggris. Jika ada yang memegangnya, dalam pamflet tersebut disebutkan bahwa Inggris memiliki alasan untuk menembaknya. Laskar Hizbullah dan para pejuang Surabaya marah dan langsung bersatu menyerang Inggris. Pasukan Inggris pun balik menyerang, dan terjadi pertempuran di Penjara Kalisosok yang ketika itu berada dalam penjagaaan pejuang Surabaya.

28 Oktober 1945
Laskar Hizbullah dan Pejuang Surabaya lainnya berbekal senjata rampasan dari Jepang, bambu runcing, dan clurit, melakukan serangan frontal terhadap pos-pos dan markas Pasukan Inggris. Inggris kewalahan menghadapi gelombang kemarahan pasukan rakyat dan massa yang semakin menjadi-jadi.

29 Oktober 1945
Terjadi baku tembak terbuka dan peperangan massal di sudut-sudut Kota Surabaya. Pasukan Laskar Hizbullah Surabaya Selatan mengepung pasukan Inggris yang ada di gedung HBS, BPM, Stasiun Kereta Api SS, dan Kantor Kawedanan. Kesatuan Hizbullah dari Sepanjang bersama TKR dan Pemuda Rakyat Indonesia (PRI) menggempur pasukan Inggris yang ada di Stasiun Kereta Api Trem OJS Joyoboyo.

29 Oktober 1945
Perwira Inggris Kolonel Cruickshank menyatakan pihaknya telah terkepung. Mayjen Hawtorn dari Brigade ke-49 menelpon dan meminta Presiden Soekarno agar menggunakan pengaruhnya untuk menghentikan pertempuran. Hari itu juga, dengan sebuah perjanjian, Presiden Soekarno didampingi Wapres Mohammad Hatta terbang ke Surabaya dan langsung turun ke jalan-jalan meredakan situasi perang.

30 Oktober 1945
Genjatan senjata dicapai kedua pihak, Laskar arek-arek Surabaya dan pasukan Sekutu-Inggris. Disepakati diadakan pertukaran tawanan, pasukan Inggris mundur ke Pelabuhan Tanjung Perak dan Darmo (kamp Interniran), dan mengakui eksistensi Republik Indonesia.

30 Oktober 1945
Sore hari usai kesepakatan genjatan senjata, rombongan Biro Kontak Inggris menuju ke Gedung Internatio yang terletak disaping Jembatan Merah. Namun sekelompok pemuda Surabaya menolak penempatan pasukan Inggris di gedung tersebut. Mereka meminta pasukan Inggris kembali ke Tanjung Perak sesuai kesepakatan genjatan senjata. Hingga akhirnya terjadi ketegangan yang menyulut baku tembak. Di tempat ini secara mengejutkan Brigjen Mallaby tertembak dan mobilnya terbakar.

31 Oktober 1945
Panglima AFNEI Letjen Philip Christison mengeluarkan ancaman dan ultimatum jika para pelaku serangan yang menewaskan Brigjen Mallaby tidak menyerahkan diri maka pihaknya akan mengerahkan seluruh kekuatan militer darat, udara, dan laut untuk membumihanguskan Surabaya.

7-8 November 1945
Kongres Umat Islam di Yogyakarta mengukuhkan Resolusi Jihad Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari sebagai kebulatan sikap merespon makin gentingnya keadaan pasca ultimatum AFNEI.

9 November 1945
Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari sebagai komando tertinggi Laskar Hizbullah menginstruksikan Laskar Hizbullah dari berbagai penjuru memasuki Surabaya untuk bersiap menghadapi segala kemungkinan dengan satu sikap akhir, menolak menyerah. KH Abbas Buntet Cirebon diperintahkan memimpin langsung komando pertempuran. Para komandan resimen yang turut membantu Kiai Abbas antara lain Kiai Wahab (KH. Abd. Wahab Hasbullah), Bung Tomo (Sutomo), Cak Roeslan (Roeslan Abdulgani), Cak Mansur (KH. Mas Mansur), dan Cak Arnowo (Doel Arnowo).Bung Tomo melalui pidatonya yang disiarkan radio membakar semangat para pejuang dengan pekik takbirnya untuk bersiap syahid di jalan Allah SWT.

10 November 1945
Pertempuran kembali meluas menyambut berakhirnya ultimatum AFNEI. Inggris mengerahkan 24.000 pasukan dari Divisi ke-5 dengan persenjataan meliputi 21 tank Sherman dan 24 pesawat tempur dari Jakarta untuk mendukung pasukan mereka di Surabaya. Perang besar pun pecah. Ribuan pejuang syahid. Pasukan Kiai Abbas berhasil memaksa pasukan Inggris kocar-kacir dan berhasil menembak jatuh tiga pesawat tempur RAF Inggris.

Senin, 10 Oktober 2016

Memperkuat nilai aswaja dengan Maulid Diba' Wa Ta'lim






Melalui program kerja departemen dakwahnya PC IPNU IPPNU Kabupaten Sidoarjo menggelar rutinan pembacaan maulid diba' wa ta'lim. Dimana program ini di tujukan untuk semakin mempererat sillaturrahmi antar PAC dan PKPT IPNU IPPNU se-kabupaten Sidoarjo, kegiatan ini di laksanakan setiap sebulan sekali di minggu kedua.
Dalam acara kemarin yang di selenggarakan di masjid Al-Huda, desa Sumokembangsri, kecamatan Balongbendo dihadiri oleh puluhan anggota IPNU dan IPPNU yang mawakili PAC nya masing-masing. Meskipun lokasinya terletak di ujung barat kabupaten Sidoarjo tapi hal ini tidak menyurutkan semangat kebersamaan para anggota PAC dan PKPT yang jauh.
Acara ini juga dilengkapi dengan Ta'lim yakni kajian rutin Aswaja yang di isi oleh bapak-bapak dari Tim Aswaja Center PC NU Kabupaten Sidoarjo, dalam sambutannya ketua PC IPNU Sidoarjo mengatakan bahwa beliau dan seluruh jajaran pengurus PC sangat bangga sekali dengan kehadiran rekan/ita meskipun jauh dan banyak perjuangan. 
Dia juga mengatakan bahwa pada tahun ini IPNU dan IPPNU semua PAC dan beberapa PKPT di Sidoarjo telah berdiri dan terbentuk kepengurusannya, oleh karena itu dirasa perlu adanya pekumpulan rutin yang bisa semakin mendekatkan hubungan antar anggota dan pengurus serta yang bisa menambah wawasan bagi mereka, hal ini merupakan awal mula timbulnya pemikiran untuk mengadakan agenda ini.
Di rangkaian agenda Maulid Diba' Wa Ta'lim yang kemarin di gelar juga telah di siapkan doorprice oleh PAC IPNU IPPNU Balongbendo bagi para anggota yang datang dluan dan di undi kembali untuk mndapatkan hak di apa aja. (Doc:09/10/16)

Upaya Pembibitan Kader Militan di Kulon Sidoarjo






Proses pengkaderan bukan merupakan hal yang instan. Nilai-nilai dan pembentukan karakter memerlukan proses yang tak mudah. Tentu dimulai dengan pengenalan organisasi terhadap kaum pelajar yang menjadi subjek sekaligus objek dalam organisasi IPNU IPPNU. Dalam rangka komisariatisasi, Pimpinan Cabang IPPNU kabupaten Sidoarjo turut berpartisipasi dalam proses pengkaderan siswi-siswi SMK Taruna Tarik Sidoarjo dalam kegiatan LDKS yang notabene daerah Tarik adalah daerah ujung kulon Sidoarjo.
Materi yang dibawakan merupakan meteri pengenalan IPPNU khususnya yang disesuaikan dengan kearifan lokal Sidoarjo. Bentuk materi yang diberikan tidak hanya pemberian materi satu arah, namun dikemas dalam materi dan diskusi 2 arah. Siswi-siswi yang semula tidak mengerti sama sekali apa itu IPPNU dan hanya satu dari 70 peserta sebatas pernah mendengar di akhir materi menjadi benar-benar paham akan dasar-dasar IPPNU. ‘’Pernah dengar IPPNU ya waktu dulu di MINU kak, tapi hanya sepintas saja dari pelajaran ASWAJA dan pada dunia nyata seperti apa IPPNU saya masih belum paham’’, Ujar Fifi, salah satu peserta LDKS SMK Taruna. 
Tentu melalui kegiatan ini digunakan sebagai media pendekatan dan kaderisasi kepada para siswi. Mengingat PAC IPNU dan IPPNU Tarik saat ini sedang dalam proses rebuilding dan dalam upaya melebarkan sayap ke ranting-ranting yang ada di lingkup PAC IPNU IPPNU Tarik. ‘’Senang sekali bisa diskusi dengan adik-adik dari SMK Taruna Tarik, mereka sangat antusias atas matreri yang disampaikan dan kali ini menekankan dalam pengubahan mindset siswi bahwa IPNU dan IPPNU bukan hanya organisasi yang melulu ‘jamiyahan’ saja dan tak bisa berprestasi di bidang akademik, karena memang basic IPPNU adalah pelajar’’ terang rekanita Miftakhul Jannatin yang saat itu sebagai pemateri pada acara tersebut dan merupakan koordinator Kaderisasi PC IPPNU Sidoarjo. ‘’Besar harapan dari kami jajaran PC IPPNU Sidoarjo melalui sinergisitas ini dapat melahirkan kader-kader IPPNU Sidoarjo baru yang militant dan berintelektual tinggi dengan berkarakter Ahlussunnah Wal Jamaah’’ tambah Rekanita Himatul Ulya selaku ketua PC IPPNU Sidoarjo yang turut hadir dalam acara tersebut. (Doc:8/10/16)

By: Miftakhul Jannatin (Kord. DPPPS)

Minggu, 02 Oktober 2016

Melatih Ketangkasan, DKAC CBP KPP Tanggulangin Sedati Gelar Latihan Rapling Bersama


Masih dalam moment Tahun Baru Islam 1438 H. Ditengah teriknya matahari tampak 3 remaja berseragam kaos hitam kombinasi orange menarik perhatian para pengguna jalan yang lalu lalang di jembatan tol samping pasar wisata tanggulangin.

Mereka adalah para pelajar NU yang tergabung dalam anggota Corp Brigade Pembangunan IPNU (CBP) dan Korps Pelajar Putri IPPNU (KPP). Dengan menggunakan seutas tali dan beberapa perlengkapan pendukung, dengan lincahnya para pelajar NU tersebut bergelayutan naik dan turun jembatan.

Solachudin selaku komandan Dewan Koordinasi Anak Cabang (DKAC) CBP Tanggulangin menuturkan, bahwasanya kegiatan rapling ini rutin digelar DKAC CBP KPP Tanggulangin dengan tujuan melatih keberanian dan ketangkasan para kader CBP KPP Tanggulangin.

Ditemui di sisi atas jembatan, komandan DKAC CBP Sedati menyatakan "kami sangat tertarik dan bersemangat untuk berlatih rapling ini, terhitung kami masih baru saja diklat. Dengan adanya kegiatan seperti ini kami semakin yakin dan menikmati berjuang dalam IPNU-IPPNU khususnya CBP dan KPP". Tutur erdy siswanto.

Lewat kegiatan olahraga ekstrim inilah salah satu cara belajar dan berjuang para pelajar NU. Selain kita mendapat keuntungan kesehatan, kita juga melatih mental agar siap menghadapi segala apa yang akan terjadi dalam kerasnya kehidupan sebagai pemuda. (Doc.03-10-2016).

Sabtu, 01 Oktober 2016


Dalam rangka memperingati tahun baru islam 1438 H pac ipnu ippnu tanggulangin mengadakan khatmil qur'an dan maulid diba'.

Sabtu malam minggu yang biasanya di habiskan kalangan muda untuk mencari hiburan dan bermain dengan teman dan keluarganya, akan tetapi sabtu malam minggu ini berbeda dengan kaula muda pada umumnya, kader muda atau Pelajar Nahdlatul Ulama ini lebih memilih untuk khatmil qur'an (khataman al qur'an), mereka melakukan kegiatan ini dalam rangka memperingati tahun baru islam 1438 H.

"Kegiatan ini kita (IPNU-IPPNU) lakukan, karena kami sadar, kami adalah ujung tombak dari NU untuk menggerakkan pemuda yang lebih khusus kalangan pelajar agar terus menerus untuk membaca al qur'an dan terus menerus memperkuat ke-islam-annya" ujar Dzulfikar fanani yang akrab di panggail Aan (ketua PAC IPNU).

Selain khatmil qur'an, ke-esok-an harinya PAC IPNU-IPPNU mengadakan maulid diba', yang melibatkan masyarakat umum lebih khusus masyarakat desa kalisampurno (tempat terselenggaranya kegiatan).

Kegiatan khatmil qur'an pada malam hari ini, semua kader PAC IPNU-IPPNU tanggulangin hadir, bahkan yang diluar kader IPNU-IPPNU hadir untuk ikut serta dalam kegiatan ini.

"Ada sekitar puluhan kader muda yang ikut serta dalam kegiatan khatmil qur'an, dan semua yang hadir dalam kegiatan ini membaca al qur'an" ujar M. Nur Huda (ketua panitia kegiatan).

Ini adalah bentuk konsistensi kader-kader NU untuk mengajak dan memberikan tauladan kepada pemuda dan masyarakat umum bahwa NU punya marwah yang sangat luar biasa dalam menjaga dan melestarikan keagamaan dengan cara yang islami dan damai.